Tausiyah : Apa Itu Hakikat dan Ikhlas

Kata *Hakikat* (Haqiqat) merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab iaitu dari kata *“Al-Haqq”*, dalam Bahasa Indonesia menjadi kata pokok iaitu kata “hak“ yang berarti milik (kepunyaan), *keBenaran*, atau yang benar-benar ada, sedangkan secara etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala.
===========================

*H A K I K A T*

*Ikhlas = Hati yang Bersih*

Dalam Kitab Sirr Al-Asrar ini, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan tentang macam-macam ilmu. Menurut beliau, semua  ilmu dapat dikelompokkan menjadi empat (4) bahagian. 

1. Ilmu lahiriyah, iaitu imu syariat yang berupa perintah, larangan, dan segala bentuk hukum.

2.Ilmu syariat batin atau yang disebut juga ilmu tarekat (tarikat). 

3.Iaitu ilmu tarekat batin atau yang disebut juga ilmu makrifat. 

4.Ilmu batin atau yang disebut juga ilmu hakikat.

Menurut Syekh Abdul Qadir, semua macam ilmu itu harus dicapai semua hamba ALLAH.

“Syariat adalah pohon (pokok), tarekat adalah rantingnya, makrifatnya adalah daunnya, hakikat adalah buahnya. Al-Qur'an menghimpun semuanya dengan dalil dan isyarat, baik pada tafsir maupun takwil.”
 
Menurut Syekh Abdul Qadir, penulis Kitab Tafsir Al-Kabir telah menyatakan bahawa jika pintu hati telah dibuka (hati yang bersih), maka semua pintu batin yang lain pasti akan terbuka. 

Selain itu, seorang hamba juga diperintahkan untuk selalu melawan nafsu di berbagai level (tingkatan), iaitu Syariat, Tarekat, Makrifat, dan Hakikat.

 Pasalnya (sebabnya), dalam level syariat itu nafsu selalu membisikkan berbagai macam pelanggaran. 

Di level tarekat, nafsu selalu membisikkan berbagai macam pengakuan sebagai bentuk tipu daya, seperti pengakuan nabi atau sebagai wali.

Di level makrifat, nafsu juga selalu membisikkan syirik tersembunyi, seperti pengakuan diri sebagai Tuhan. 

Namun, di dalam level hakikat, tutur Syeikh Abdul Qadir, syeitan sama sekali tidak memiliki jalan masuk ke situ sebagaimana halnya nafsu, bahkan malaikat sekalipun.

Maka, pada saat itulah seorang hamba akan selamat dari dua musuh utamanya, yaitu nafsu dan syeitan, sehingga dia akan menjadi seorang yang ikhlas. 

Sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur'an:

“Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan ENGKAU, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-MU yang mukhlis di antara mereka.” (QS.Shad [38]: 82-83)

Iblis berkata: " Demi kekuasaan-MU (wahai TUHANku), aku akan menyesatkan mereka semuanya, -

(QS  Saad [38]: 82) 

"Kecuali hamba-hamba-MU di antara zuriat-zuriat Adam itu yang dibersihkan dari sebarang kederhakaan dan penyelewengan".

(QS. Saad [38]: 83)

Menurut Syeikh Abdul Qadir, untuk menjadi seorang ikhlas maka seorang hamba harus dapat mencapai hakikat.

Barang siapa yang belum mencapai hakikat maka dia belum menjadi seorang ikhlas, kerana sifat-sifat kemanusiannya tidak dapat hilang, kecuali hanya dengan tajali Zat.

Penjelasan:

Tajalli (Tajali) adalah salah satu istilah yang sangat popular di kalangan para pembaca dan peneliti ilmu tasawuf. 

Tajalli berasal dari kata dalam Bahasa Arab, yang biasa diartikan dengan bahasa kita dengan manifestasi. Manifestasi sendiri berarti penampakan atau perwujudan dari sesuatu yang tidak kelihatan.

-Tuan Guru Syeikh Muhammad Syahrum Alfan bin Achmad Chaidir Ilham-