*Makrifat adalah Pencapaian Iman Tertinggi*
Nabi Musa Alaihi Salam (AS) dan saudaranya Harun AS diberi tugas yang paling sulit untuk berdakwah pada Firaun. Namun, ALLAH SWT berpesan agar tidak sampai lelah (penat) maka selalu berDzikir atau mengingat-NYA.
اِذْهَبْ اَنْتَ وَاَخُوْكَ بِاٰيٰتِيْ وَلَا تَنِيَا فِيْ ذِكْرِيْۚ
Maknanya: “Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-KU, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-KU.”
(QS. Thaha [20]: 42)
Nabi Musa AS juga mengadukan ketakutannya kepada ALLAH SWT. Dia takut akan dibunuh dan dengan demikian pesan dakwahnya tidak akan tersampaikan dengan benar.
Namun, ALLAH SWT juga berpesan kepada Nabi-NYA agar memperbanyak Dzikir.
Setelah melakukan percakapan dengan Firaun, Nabi Musa AS sama sekali tidak takut, bahkan dia semakin berani.
Ini adalah contoh fakta bahawa mengingat ALLAH (Dzikrullah) membuat Nabi Musa AS kuat dan mampu mengatasi ketakutannya. Itu membantunya mengatasi kekhawatirannya dan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Di antara berbagai Dzikir yang sering dibacakan adalah hauqalah
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Kalimat tersebut bermakna bahawa “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan ALLAH yang Maha Tinggi lagi Maha Agung".
Ini adalah salah satu ucapan yang menunjukkan kepada kita bahawa pada akhirnya, dunia dan segala isinya ada di tangan ALLAH SWT (yakin = iman). DIA memiliki kekuasaan tertinggi. DIA memiliki kekuasaan untuk mengubah kemalangan kita menjadi berkat, untuk mengubah ketakutan kita menjadi kekuatan kita dan untuk membantu kita menguasai iblis batiniah kita.